Jetpack ini menggunakan tenaga air dan memungkinkan penggguna lepas landas 10 meter di atas air dengan kecepatan 35 km/h. Jetpack ini merupakan karya pencipta Kanada Raymond Li. Seperti dikutip New Scientist, butuh 10 tahun untuk menyelesaikan apa yang dianggap sebagian besar teknisi sebagai hal mustahil ini.
Ketika Li memutuskan menciptakan jetpack yang didorong air menggantikan bahan bakar roket, sebagian besar teman Li menganggapnya sudah gila.
"Hampir semua orang mengira saya gila. Sulit untuk mendapat kutipan fabrikasi prototipenya," ungkap Li.
Selain itu, dana, mitra pembangunan, dan tempat yang cocok untuk melakukan pengujian juga sulit didapat, lanjutnya. Jetlev-Flyer ini didorong aliran air kembar bertekanan tinggi yang diciptakan dalam paket mesin dan selang yang mengapung di permukaan air.
Demikian, Li mampu mencapai rasio dorongan pada beban tiga kali lebih besar dari jet tempur paling kuat sekali pun. Pengendara bisa melayang ke udara dengan menembakkan air dari dua saluran ini seiring mengalirnya air jetpack pada tekanan rendah.
“Gaya reaksi ini sama seperti saat mengarahkan air ke api,” kata Li.
Perasaan sangat mengendara sangat halus, beberapa pengendara malah membandingkannya dengan menaiki karpet ajaib.
Jetpack hidro ini akan dipasarkan tahun ini seharga US$ 175 ribu (Rp1,5 miliar). ‘Mainan’ ini menyasar resor dan lembaga rekreasi kelas.
Meski begitu, Li meramalkan, perangkat ini juga bisa digunakan untuk pencarian dan penyelamatan, inspeksi dan perbaikan struktur laut, menyelamatkan jiwa, dan pemadam kebakaran.