Melewati    Bostwana, Zimbabwe, Mozambique, Malawi,  Tanzania,  Kenya,   Turki,    Suriah, dan Yordania, Nathim Caircross (28  tahun) dan  Imtiyaz   Ahmad    Haron (25 tahun) mengayuh sepeda ke Arab Saudi.  Setiap  hari    mereka   harus mengayuh sejauh 80-100 km, bermula dari Cape   Town,  Afrika     Selatan.

 “Mengayuh    sepeda ke Kerajaan dari Cape Town adalah pengalaman yang        melelahkan. Kami melakukan perjalanan dengan cara ini sehingga kita siap        untuk menjalani kerasnya ibadah haji,” kata Cairncross, yang       berprofesi  sebagai perencana kota.
 Di Cape Town mereka kuliah    hukum Islam di sebuah universitas.     Cairncross hobi berselancar    angin, Haron hobi kickboxing dan mendaki     gunung. Cairncross kemudian    kursus perencanaan kota yang kemudian     mengantarnhya kepada dunia    kerja. Mereka mengaku bahagia begitu tiba di     perbatasan Arab.
 Mereka    memulai perjalanan pada 7 Februari 2010. Ini adalah perjalanan       haji  pertama mereka. “Kami bisa naik pesawat, tapi kami menghargai        perjalanan yang berbeda. Jadi kami memilih menggunakan sepeda kami.        Bersepeda adalah kegiatan yang paling kami sukai,” kata Cairncross.
 
Senja tiba, mereka akan mencari masjid atau memasang untuk beristirahat. Selepas Subuh, mereka melanjutkan perjalanan lagi. Selama perjalanan, Selama perjalanan,eka menemukan orang-orang yang ramah dan menyambut baik mereka. Orang-orang salut atas perjalanan haji mereka. Tawaran makan pun berdatangan selama di perjalanan.
Senja tiba, mereka akan mencari masjid atau memasang untuk beristirahat. Selepas Subuh, mereka melanjutkan perjalanan lagi. Selama perjalanan, Selama perjalanan,eka menemukan orang-orang yang ramah dan menyambut baik mereka. Orang-orang salut atas perjalanan haji mereka. Tawaran makan pun berdatangan selama di perjalanan.
 Mereka  membawa bekal yang  minim. Tawaran bantuan  uang pun berdatangan      kepada mereka. Di  perbatasan Arab, petugas  keamanan juga menyambut      ramah dua jamaah  yang harus pula turun  naik pegunungan dengan mengayuh      sepeda.  Melewati sembilan negara  selama sembilan bulan, mereka  sering      mengganti ban dan memperbaiki  rantai sepeda.
 Masalah  bahasa  sedikit menjadi kendala dalam  perjalanan mereka. Tapi,      mereka bisa  mengatasinya. Selesai  berhaji, mereka akan pulang melalui      Afrika  Barat.
